Reporting journalist, Yanuar Rize Yovanda
Jakarta – Pengawas Keuangan Ariston Gendra memperkirakan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga minus 4,42 persen saat ini bukan bersifat jangka panjang.
Padahal, dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve tidak dianggap jangka panjang karena keputusannya sudah pasti.
Dia mengatakan melalui pesan teks ke Jakarta, Senin (9/5/2022): “Pasar saham biasanya menguat lagi ketika pasar berakhir mengharapkan pengetatan moneter AS ini, artinya Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunga acuan.” .
Sementara itu, di tengah sentimen negatif global seperti ini, fundamental yang baik di negara dengan pertumbuhan ekonomi 5,01% pada kuartal I 2022 ini tidak berarti apa-apa.
Namun, ketika sentimen berbalik, investor global dipastikan akan memasuki pasar yang menjanjikan pertumbuhan tinggi, seperti Indonesia.
Apalagi, Ariston memperkirakan IHSG masih berpeluang menyentuh level 7000 lagi, setelah penyesuaian kurs selesai.
“Indeks bisa kembali di atas 7.000, dan kita bisa membandingkannya dengan pergerakan saham ketika AS mulai menaikkan suku bunga acuan pada 2015 hingga 2018. Pengetatan mulai bergulir.”